Minggu, 31 Mei 2015

PEPERANGAN DI PIKIRAN


Pikiran adalah medan peperangan yang sering dipakai iblis. Iblis menyerang dengan strategi, rencana dan siasat. Ia memperhitungkan dengan cermat, mengantisipasi serangan balik kita, menanti kesempatan yang baik, seperti ular yang siap memagut pada waktu kita lengah. Itulah sebabnya ia selalu menyerang pada waktu kondisi kita sedang lemah. Tipu muslihat iblis adalah dengan serangan mental, memasukkan pikiran-pikiran jahat, menipu dan mengharapkan pikiran-pikiran itu sebagai pikiran kita. iblis mengutus setan-setan untuk menyerang kehidupan pikiran orang-orang percaya sehingga mengalami gangguan atau ketegangan syaraf, stress dan pikiran yang kacau. Sayangnya orang percaya, tidak mengusir imajinasi itu.
Kita tidak dapat bertempur dan memenangkan peperangan dengan kekuatan dan pikiran sendiri, tetapi dengan kekuatan dan pikiran Kristus. Banyak anak Tuhan berada dalam kebingungan dan kesulitan karena tidak menawan setiap pikiran dan menyelaraskannya dengan firman Tuhan. Sadari bahwa roh roh jahat menanamkan pikiran di benak kita yang bukan pikiran kita, dan kita harus mengusir pikiran itu.Saya mengalami peperangan di pikiran dengan kuat sampai titik stres dan ketakutan, sampai titik percaya bahwa Tuhan sudah tidak akan mengampuni lagi. Inilah kebohongan yang iblis berhasil masukkan dipikiran saya.
Saya nyaris terhilang. Saya telah menerima Yesus sebelum menikah; namun setelah menikah mengalami berbagai masalah sampai akan bercerai dengan suami, melakukan aborsi yang merupakan tindakan pembunuhan manusia yang adalah anak saya sendiri. Ini terjadi sekitar lebih dari  tujuh belas tahun yang lalu. Sebenarnya tindakan aborsi adalah tindakan yang paling saya benci. Saya seorang perawat dan paling menentang tindakan ini, tetapi saat itu saya harus melakukan.  Pernikahan saya seperti orang tua saya yaitu dijodohkan, sehingga ada tawar hati ketika menjalani pernikahan, bahkan ketika janji pernikahan di gereja, hati saya masih bertanya apakah dia suami saya? Rumah tangga semakin terasa tidak menyenangkan ketika saya semakin tahu bahwa suami saya memiliki kemampuan berpikir dibawah rata-rata. Semua keputusan apapun dan semua kesulitan yang kami hadapai, sayalah yang harus bisa mencari solusi.  Tidak ada apapun yang bisa saya pandang untuk bisa mengaguminya. Dia menjadi beban yang memberatkan saya. Tekad saya bulat untuk bercerai dengan suami. Satu-satunya cara yang paling mungkin adalah perzinahan.
Saya sengaja melanggar perintah Tuhan. Saya melakukan dalam kebekuan, tidak menyesal, tidak malu. Itulah kondisi hati saya saat itu; bisa melakukan kejahatan tanpa hati. Hal Itu saya lakukan, meskipun sejujurnya saya tidak sejalan  dengan hal ini. Di silsilah keluarga kami tidak ada perzinahan dan poligami. Kedua kakek saya adalah hamba-hamba Tuhan yang takut Tuhan dan penginjil-penginjil. Kakek buyutpun seorang penginjil. Kutuk kehancuran turun atas hidup kami setelah ayah saya ke dukun. Saya marah dan memberontak kepada Allah, saya merasa Allah tidak adil, sepanjang hidup saya selalu mengalami kesusahan. Apa salah saya? Saya sengaja melanggar perintah Tuhan dengan melakukan hal tersebut. Hasilnya adalah saya hamil, dan saya bersukacita karena pasti bisa bercerai dengan suami. Dengan datar saya katakan bahwa saya hamil dengan orang lain dan tentunya akan bercerai. Tetapi suami tidak menginginkan cerai, bahkan saya harus menggugurkan kandungan. Ini merupakan kesialan lagi buat saya. Kami mencari dokter yang bersedia mengaborsi dengan segala alasan yang kami buat, akhirnya saya melakukan aborsi. Setelah peristiwa itu sering merasa ketakutan dan mimpi-mimpi buruk, merasa bahwa saya mati. Bayangan buruk yang mengerikan begitu menghantui. Saya juga tidak bisa menyembah seperti dahulu,  merasa asing dengan Tuhan Yesus. Saya baru tahu sekarang bahwa dosa seksual adalah pintu masuk roh-roh jahat, termasuk pembunuhan melalui aborsi.
Iblis mengintimidasi bahwa saya telah menerima Yesus tetapi kemudian melakukan pemberontakan, maka Tuhan tidak akan pernah lagi mengampuni. Upaya iblis memasukan kebohongan kedalam pikiran saya berhasil. Saya percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah lagi mengampuni saya. Saya ketakutan dan tidak bisa berdoa. Saya takut untuk datang pada Tuhan . Apakah Tuhan masih mau mengampuni saya? Tetapi akhirnya saya terus berupaya datang kepada Tuhan. Dalam kepanikan, ketakutan, stress, ketegangan, saya baca kembali firman Tuhan, dan saya dapatkan  Yesaya 43: 25 Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu. Saya gemetar dan menangis dihadapan Tuhan, merasakan kasih dan pengampunan-Nya yang mengalir. Dengan gemetar saya kumpulkan kekuatan saya untuk berusaha bangkit kembali, dan mematahkan segala intimidasi iblis. Saya juga memiliki kepahitan dan luka batin terhadap orang tua, khususnya ibu. Ayat firman Tuhan yang juga memberikan penghiburan dan kekuatan pada saya saat itu adalah  Mazmur 27: 10 Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku. Saya tahu bahwa saya tidak dikasihi, sepanjang umur hidup saya. Tetapi kasih Tuhan, masuk menembus hati saya. Wajahku penuh dengan air mata yang tidak dapat lagi dijelaskan.
Iblis menancapkan panah-panah apinya dengan memasukkan pikiran-pikiran yang negative. Kita menjadi terdakwa,  putus asa, seperti tidak ada pengampunan lagi. Semua itu membuat kita tidak berpengharapan. Apabila semua itu melanda terjadi, lawanlah dengan iman yang teguh.  Sadari benar bahwa pekerjaan iblis adalah mendakwa. Yang perlu kita lakukan adalah patahkan setiap intimidasi iblis, percayalah kepada Tuhan seberapapun dosa pemberontakan kita, Tuhan tetap mau mengampuni. Dia datang untuk orang berdosa. Kita harus memiliki keyakinan  iman, harus dapat membedakan antara iman dan perasaan. Perasaan bisa berubah-ubah, tetapi kita harus tetap percaya kepada firman-Nya. Untuk memelihara iman, kita harus banyak baca firman Tuhan, doa dan persekutuan dengan-Nya. Untuk memenangkan peperangan dipikiran dan perasaan adalah melawannya dengan iman yang teguh.
Medan peperangan berikutnya adalah karakter buruk. Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurana. Harus ada perubahan budi atau karakter agar dapat membedakan, manakah kehendak Allah atau  apakah sesuatu baik? dan apakah Allah berkenan? Medan peperangan rohani mencakup peperangan di jiwa yaitu pikiran dan perasaan, di karakter. Itu  harus dimenangkan, harus ada pemulihan, baru kita bisa melakukan peperangan rohani di tingkat roh, agar tidak ada pijakan iblis yang bisa masuk melalui kelemahan karakter; sebab iblis bisa menyusup melalui kemarahan dan sifat buruk. Harus terlebih dahulu ada terobosan pada dimensi ini.

 Membangun budi atau karakter itu tidak mudah. Tetapi ketika seseorang telah tahu segala kekurangan dan kelebihan yang ada didalam dirinya, itu adalah awal yang baik. Langkah selanjutnya adalah komitment untuk berubah. Perlu upaya sungguh-sungguh, mau menahan diri, menyangkal diri, berdoa dan mengandalkan Roh Kudus. Banyak berseru kepada-Nya untuk minta kuasa-Nya memenuhi diri kita.  Lakukan dengan doa dan puasa. Tuhan mengubahkan dan memberi kemenangan demi kemenangan. Allah ingin kita umat pilihan-Nya mengalami kemenangan, karena Dia punya rencana besar buat hidup saudara dan saya. 

Daftar Pustaka :
Rebecca Brown, MD, Kutuk yang belum dipatahkan, Light Publishing, 2007.

Rebecca Brown, MD, Bersiap menghadapi Peperangan di Akhir Zaman, Light Publishing, 2007.
T.D. Jakes, Tidak Takut Menghadapi Musuh, Light Publishing, 2010. 

3 komentar:

  1. Pengalaman yang sangat menguatkan. Sungguh sulit menangkis intimidasi iblis. Kekuatiran akan masa depan, bisikan-bisikan bahwa tidak ada hal baik di hari depan, menjadikan saya begitu pesimis. Biarlah Tuhan berbelas kasihan menolong saya untuk menerima dan yakin akan janji-janji Allah. :)

    BalasHapus
  2. Hari hari mesti di isi dengan doa, selalu membaca dan menjalankan firmanNYA. Karna sejak dulu sampai sekarang iblis masih merajai dunia ini. Maka jangan pernah menjauh dari ALLAH BAPA, TUHAN YESUS dan ROH KUDUS. AMIN

    BalasHapus
  3. Seringkali kita melupakan kebaikan Tuhan Yesus dan akhirnya kita terhanyut oleh pelanggaran yang kita buat dan akhirnya iblis menguasai pikiran kita.Tetapi ketika kita meminta ampun dan mengaku dosa kepada Tuhan, maka Tuhan itu setia dan adil maka dosa kita sudah di ampuni, dan saat itu kita dapat mengalahkan intimidasi iblis dengan memperkatakan Firman Tuhan.Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus

    BalasHapus