Pikiran adalah medan peperangan
yang sering dipakai iblis. Iblis menyerang dengan strategi,
rencana dan siasat. Ia memperhitungkan dengan cermat, mengantisipasi serangan
balik kita, menanti kesempatan
yang baik, seperti ular yang siap memagut pada waktu kita lengah.
Itulah sebabnya ia selalu menyerang pada waktu kondisi kita sedang lemah. Tipu
muslihat iblis adalah dengan serangan mental, memasukkan pikiran-pikiran jahat,
menipu dan mengharapkan pikiran-pikiran itu sebagai pikiran kita. iblis
mengutus setan-setan untuk menyerang kehidupan pikiran orang-orang
percaya sehingga mengalami
gangguan atau ketegangan syaraf, stress dan pikiran yang kacau. Sayangnya
orang percaya, tidak mengusir imajinasi itu.
Kita tidak
dapat bertempur dan memenangkan peperangan dengan kekuatan dan pikiran sendiri,
tetapi dengan kekuatan dan pikiran Kristus. Banyak anak Tuhan berada dalam
kebingungan dan kesulitan karena tidak menawan setiap pikiran dan
menyelaraskannya dengan firman Tuhan. Sadari bahwa roh roh jahat menanamkan
pikiran di benak kita yang bukan pikiran kita, dan kita harus mengusir pikiran
itu.Saya mengalami peperangan di pikiran dengan kuat sampai titik stres dan
ketakutan, sampai titik percaya bahwa Tuhan sudah tidak akan mengampuni lagi.
Inilah kebohongan yang iblis berhasil masukkan dipikiran saya.
Saya nyaris
terhilang. Saya telah menerima Yesus sebelum menikah; namun setelah menikah
mengalami berbagai masalah sampai akan bercerai dengan suami, melakukan aborsi
yang merupakan tindakan pembunuhan manusia yang adalah anak saya sendiri. Ini
terjadi sekitar lebih dari tujuh belas
tahun yang lalu. Sebenarnya tindakan aborsi adalah tindakan yang paling saya
benci. Saya seorang perawat dan paling menentang tindakan ini, tetapi saat itu
saya harus melakukan. Pernikahan saya
seperti orang tua saya yaitu dijodohkan, sehingga ada tawar hati ketika
menjalani pernikahan, bahkan ketika janji pernikahan di gereja, hati saya masih
bertanya apakah dia suami saya? Rumah tangga semakin terasa tidak menyenangkan
ketika saya semakin tahu bahwa suami saya memiliki kemampuan berpikir dibawah rata-rata.
Semua keputusan apapun dan semua kesulitan yang kami hadapai, sayalah yang
harus bisa mencari solusi. Tidak ada
apapun yang bisa saya pandang untuk bisa mengaguminya. Dia menjadi beban yang
memberatkan saya. Tekad saya bulat untuk bercerai dengan suami. Satu-satunya
cara yang paling mungkin adalah perzinahan.
Saya sengaja
melanggar perintah Tuhan. Saya melakukan dalam kebekuan, tidak menyesal, tidak
malu. Itulah kondisi hati saya saat itu; bisa melakukan kejahatan tanpa hati. Hal Itu saya
lakukan, meskipun sejujurnya saya tidak sejalan dengan
hal ini. Di silsilah
keluarga kami tidak ada perzinahan dan poligami. Kedua kakek saya adalah
hamba-hamba Tuhan yang takut Tuhan dan penginjil-penginjil. Kakek buyutpun
seorang penginjil. Kutuk kehancuran turun atas hidup kami setelah ayah saya ke
dukun. Saya marah dan memberontak kepada Allah, saya merasa Allah tidak adil,
sepanjang hidup saya selalu mengalami kesusahan. Apa salah saya? Saya sengaja
melanggar perintah Tuhan dengan melakukan hal tersebut. Hasilnya adalah saya
hamil, dan saya bersukacita karena pasti bisa bercerai dengan suami. Dengan datar saya katakan
bahwa saya hamil dengan orang lain dan tentunya akan bercerai. Tetapi suami
tidak menginginkan cerai, bahkan saya harus menggugurkan kandungan. Ini
merupakan kesialan lagi buat saya. Kami mencari dokter yang bersedia mengaborsi
dengan segala alasan yang kami buat, akhirnya saya melakukan aborsi. Setelah peristiwa itu sering merasa ketakutan dan mimpi-mimpi
buruk, merasa bahwa saya mati. Bayangan buruk yang mengerikan begitu
menghantui. Saya juga tidak bisa menyembah seperti dahulu, merasa asing dengan Tuhan Yesus. Saya baru
tahu sekarang bahwa dosa seksual adalah pintu masuk roh-roh jahat, termasuk
pembunuhan melalui aborsi.
Iblis mengintimidasi bahwa saya telah menerima Yesus tetapi
kemudian melakukan pemberontakan, maka Tuhan tidak akan pernah lagi mengampuni.
Upaya
iblis memasukan kebohongan kedalam pikiran saya berhasil. Saya percaya bahwa
Tuhan tidak akan pernah lagi mengampuni saya. Saya ketakutan dan tidak bisa berdoa. Saya takut untuk datang
pada Tuhan . Apakah Tuhan masih mau mengampuni saya? Tetapi akhirnya saya terus berupaya datang kepada Tuhan.
Dalam kepanikan, ketakutan, stress, ketegangan, saya baca kembali firman Tuhan,
dan saya dapatkan Yesaya 43: 25 Aku, Akulah Dia yang menghapus
dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat
dosamu. Saya gemetar dan menangis dihadapan Tuhan,
merasakan kasih dan pengampunan-Nya yang mengalir. Dengan gemetar saya
kumpulkan kekuatan saya untuk berusaha bangkit kembali, dan mematahkan segala intimidasi iblis. Saya juga
memiliki kepahitan dan luka batin terhadap orang tua, khususnya ibu. Ayat firman Tuhan yang juga
memberikan penghiburan dan kekuatan
pada saya saat itu adalah Mazmur 27: 10 Sekalipun ayahku dan ibuku
meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku. Saya tahu bahwa saya tidak dikasihi, sepanjang
umur hidup saya. Tetapi kasih Tuhan, masuk menembus hati saya. Wajahku penuh
dengan air mata yang tidak dapat lagi dijelaskan.
Iblis
menancapkan panah-panah apinya dengan memasukkan pikiran-pikiran yang negative. Kita menjadi terdakwa, putus asa,
seperti tidak ada pengampunan lagi. Semua itu membuat kita tidak berpengharapan. Apabila semua itu melanda terjadi, lawanlah dengan iman yang teguh.
Sadari benar bahwa pekerjaan iblis adalah mendakwa. Yang perlu kita lakukan adalah patahkan setiap intimidasi iblis, percayalah kepada
Tuhan seberapapun dosa pemberontakan kita, Tuhan tetap mau mengampuni. Dia datang untuk
orang berdosa. Kita harus memiliki keyakinan
iman, harus dapat membedakan antara iman dan perasaan. Perasaan bisa
berubah-ubah, tetapi kita harus tetap percaya kepada firman-Nya. Untuk
memelihara iman, kita harus banyak baca firman Tuhan, doa dan persekutuan
dengan-Nya. Untuk memenangkan peperangan dipikiran dan perasaan adalah
melawannya dengan iman yang teguh.
Medan peperangan
berikutnya adalah karakter buruk. Roma
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah
dan yang sempurana. Harus ada perubahan budi atau karakter agar dapat
membedakan, manakah kehendak Allah atau
apakah sesuatu baik? dan apakah Allah berkenan? Medan peperangan
rohani mencakup peperangan di jiwa yaitu pikiran dan perasaan, di karakter.
Itu harus dimenangkan, harus ada
pemulihan, baru kita bisa melakukan peperangan rohani di tingkat roh, agar
tidak ada pijakan iblis yang bisa masuk melalui kelemahan karakter; sebab iblis
bisa menyusup melalui kemarahan dan sifat buruk. Harus terlebih dahulu ada
terobosan pada dimensi ini.
Membangun budi
atau karakter itu tidak mudah. Tetapi ketika seseorang telah tahu segala
kekurangan dan kelebihan yang ada didalam dirinya, itu adalah awal yang baik.
Langkah selanjutnya adalah komitment untuk berubah. Perlu upaya
sungguh-sungguh, mau menahan diri, menyangkal diri, berdoa dan mengandalkan Roh
Kudus. Banyak berseru kepada-Nya untuk minta kuasa-Nya memenuhi diri kita. Lakukan dengan doa dan puasa. Tuhan
mengubahkan dan memberi kemenangan demi kemenangan. Allah ingin kita umat
pilihan-Nya mengalami kemenangan, karena Dia punya rencana besar buat hidup
saudara dan saya.
Daftar Pustaka :
Daftar Pustaka :
Rebecca
Brown, MD, Kutuk yang belum dipatahkan, Light Publishing, 2007.
Rebecca
Brown, MD, Bersiap menghadapi Peperangan di Akhir Zaman, Light Publishing,
2007.
T.D. Jakes,
Tidak Takut Menghadapi Musuh, Light Publishing, 2010.
Pengalaman yang sangat menguatkan. Sungguh sulit menangkis intimidasi iblis. Kekuatiran akan masa depan, bisikan-bisikan bahwa tidak ada hal baik di hari depan, menjadikan saya begitu pesimis. Biarlah Tuhan berbelas kasihan menolong saya untuk menerima dan yakin akan janji-janji Allah. :)
BalasHapusHari hari mesti di isi dengan doa, selalu membaca dan menjalankan firmanNYA. Karna sejak dulu sampai sekarang iblis masih merajai dunia ini. Maka jangan pernah menjauh dari ALLAH BAPA, TUHAN YESUS dan ROH KUDUS. AMIN
BalasHapusSeringkali kita melupakan kebaikan Tuhan Yesus dan akhirnya kita terhanyut oleh pelanggaran yang kita buat dan akhirnya iblis menguasai pikiran kita.Tetapi ketika kita meminta ampun dan mengaku dosa kepada Tuhan, maka Tuhan itu setia dan adil maka dosa kita sudah di ampuni, dan saat itu kita dapat mengalahkan intimidasi iblis dengan memperkatakan Firman Tuhan.Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus
BalasHapus